Jumat, 08 Oktober 2010

sejarah Hindu budha

Dilihat dari peran bangsa Indonesia dalam proses masuknya agama dan budaya dari India maka dapat dipilah menjadi 2 kemungkinan teori, yaitu :
a.          Bangsa Indonesia bersikap pasif
Teori ini mengatakan bahwa bangsa Indonesia hanya sebagai penerima kebudayaan India.
b.          Bangsa Indonesia bersikap aktif
Teori ini mengatakan bahwa bangsa Indonesia aktif berperan mencari dan mengembangkan kebudayaan India.
Ada pendapat yang mengatakan masuknya agama dan kebudayaan Budha di Indonesia pada awal abad ke-2 masehi dengan bukti ditemukannya patung Budha dari perunggu yang berlanggam Amarawati di Jember Jawa Timur dan Sulawesi Selatan
Untuk proses masuknya agama dan budaya Hindu (Hinduisasi) ada beberapa teori yang membahas masalah proses masuk dan berkembangnya pengaruh India ke Indonesia, yaitu :
1.         Teori Brahmana
Menurut teori ini pembawa agama Hindu Budha adalah kaum Brahmana. Pencetus teori Brahmana : Van Leur, F.D.K Bosch.
2.         Teori Ksatria
Menurut teori ini pembawa agama Hindu Budha adalah para ksatria/kaum prajurit. Pencetus teori Ksatria : Mukerji dan Nila Kantha Sastri, Nehru dan R.C. Majumdar.
3.         Teori Waisya
Menurut teori ini pembawa agama Hindu Budha adalah para pedagang. Pencetus teori ini : N.Y. Krom dan G. Coedes.
4.         Teori Avonturir
Menurut teori ini pembawa agama Hindu Budha adalah para petualang/ksatria penyamun. Pencetus teori Avonturir : C.C. Berg
5.         Teori Nasional
Menurut teori ini, bangsa Indonesia datang ke India dan pulang membawa budaya India. Dari berbagai teori tersebut, tampak teori ksatria sulit dibuktikan kaarena tidak ditemukan berita atau peninggalan daerah bekas taklukan India di Indonesia, sedang teori Waisya sangat memungkinkan mengingat masuknya pengaruh India ke Indonesia tidak lepas dari hubungan dagang. Namun yang tahu tentang seluk beluk agama Hindu Budha adalah kaum Brahmana.

A.      Perkembangan Agama dan Kebudayaan Hindu Budha di Indonesia

Proses interaksi masyarakat diberbagai daerah dengan tradisi Hindu Budha di kepulauan Indonesia.
Masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha dari India ke Indonesia berpengaruh besar terhadap perkembangan kebudayaan Indonesia. Unsur-unsur kebudayaan Hindu Budha tersebut berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia (terjadi proses akulturasi budaya dan proses sinkritisme kepercayaan). Jadi bangsa Indonesia tidak mengambil mentah-mentah tapi diolah dulu, hal ini terjadi karena bangsa Indonesia :
1.      Memiliki dasar budaya yang sudah tinggi dan kuat mengakar di masyarakat (10 unsur budaya asli Indonesia dari pendapat Dr. J. Brandes ), yaitu :
a.          Sistem pertanian                                     
b.          Sistem berlayar                                       
c.           Sistem pengecoran                                
d.          Sistem astronomi
e.          Sistem kemasyarakatan
f.            Kesenian mocopat
g.          Kesenian wayang
h.          Kesenian gamelan. 
i.            Kesenian membatik dan menenun
j.            Sistem perdagangan                             
2.      Memiliki kecakapan pribadi sehingga mampu mengolah unsur-unsur budaya asing disesuaikan dengan budaya asli disebut local genius.
Jadi masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha ditambah dengan kemauan menerima dan kemampuan mengolah budaya asing dari bangsa Indonesia, maka tradisi-tradisi Hindu Budha mengalami perkembangan yang pesat, yang berpengaruh di segala aspek kehidupan seperti :
1.        Pada bidang kepercayaan
Tradisi Hindu Budha bersinkritisme dengan tradisi-tradisi kepercayaan yang dimiliki Bangsa Indonesia.
2.        Bidang sosial
Begitu masuk dan berkembang agama dan budaya Hindu Budha, maka tradisi sosial mengalami perubahan yaitu dilaksanakannya sistem kasta dalam stratifikasi masyarakat dimana masa sebelumnya tidak dikenal.
3.        Bidang pemerintahan
Tradisi kepemimpinan dalam masyarakat Indonesia yang sudah terbentuk dengan sistem yang disebut Primus Interpares, dalam kelompok-kelompok masyarakat mulai berubah ke sistem kerajaan, pola kepemimpinan secara turun-temurun.
Lebih kongkritnya pengaruh masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha di Indonesia terhadap budaya, tradisi di Indonesia di bahas sebagai berikut :
 Dampak  Masuknya Agama dan Kebudayaan Hindu Budha di Indonesia
a.          Bidang arsitektur
-          Candi
Terdiri dari unsur Indonesia, yaitu Punden Berundak, sedang unsur India adalah Stupa. Kata Candi berasal dari “Candika” salah satu nama untuk Durga sebagai Dewi maut.
Bagian Candi terdiri dari 3 bagian : kaki candi, tubuh candi,kaki candi.
Bangunan candi di Indonesia yang bercorak Hindia : Prambanan, Sambisari, Ratu Boko, Gedung Songo, Dieng, Sukuh, kidal, Jago, Singosari, Panataran.
-          Yupa dari Kutai
Unsur Indonesia asli adalah Menhir, sedang unsur India Prasasti pada tiang untuk menambatkan binatang kurban.
-          Lingga dan Yoni (lambang kesuburan)
Unsur India adalah Lingga Yoni sedang unsur Indonesia asli adalah Alu dan Lumpang.
Bangunan candi di Indonesia yang bercorak Budha, antara lain Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Kalasan, Candi Sewu, Candi Sari, dan Candi Muara Takus.
Beberapa peninggalan lain di Indoensia yang menyerupai candi, antara lain sebagai berikut :
1.         Patirtaan atau pemandian, misalnya di Jolotundo dan Belahan di Lereng Gunung Penanggungan; Candi Tikus di Trowulan, Jawa Timur; Gua Gajah di Gianyar, Bali.
2.         Candi Padas di Gunung Kawi Tampaksiring Bali terdapat sepuluh candi dipahatkan seperti relief di tebing-tebing pada Pakerisan.
3.         Gapura yang berbentuk seperti candi. Bagian tubuh gapura terdapat pintu keluar masuk. Misalnya, Candi Plumbangan, Candi Bajang Ratu, dan Candi Jedong.
4.         Candi Bentar merupakan jenis gapura berbentuk seperti candi yang dibelah dua sebagai jalan keluar-masuk. Misalnya, Candi Wringin Lawang dan Candi Bentar di Penataran.
b.          Bidang seni rupa dan seni ukir
Bisa dilihat pada relief yang dipahatkan pada dinding candi :
Misal :      -   Pada dinding langkan Candi Borobudur dipahatkan riwayat Sang Budha.
                  -   Pada dinding Candi Prambanan dipahatkan cerita Ramayana.
Beberapa candi memiliki relief yang melukiskan suatu cerita yang diambil dari kitab kesusastraan. Relief candi di Jawa Timur bergaya wayang (gepeng). Relief Jawa Tengah bergaya naturalis dengan lekukan-lekukan yang dalam. Pada masa Kerajaan Majapahit relief candi memberi latar belakang pemandangan tentang kesan tiga dimensi. Relief cerita pada candi yang terpenting, antara lain sebagai berikut :
a.         Relief Candi Lara Jonggrang menceritakan kisah Ramayana dan Kresnayana.
b.         Relief Candi Borobudur menceritakan Karmawibhangga yang menggambarkan perbuatan manusia dan hukum-hukumnya sesuai dengan Gandawyuha (Sudhana mencari ilmu).
c.         Relief candi di Jawa Timur menceritakan Kresnayana, Partayana, Kunjarakarna (Candi Jago dan Penataran), dan Sudamala (Candi Tigawangi dan Candi Sukuh).
Seni patung.
Disamping relief juga terdapat patung (arca)
Bangunan candi pada umumnya juga banyak dihiasi dengan patung atau arca. Patung tersebut biasanya berbentuk arca dewa sebagai lambang orang yang sudah meninggal. Seni patung yang diilhami oleh kebudayaan Hindu juga menghasilkan karya yang indah, baik yang ditemukan di Jawa Tengah, Jawa Timur, maupun daerah lainnya. Misalnya, di Candi Prambanan terdapat Patung Lara Jonggrang, di Jawa Timur (museum di Mojokerto) terdapat sejumlah patung, di antaranya yang terindah ialah Patung Airlangga sebagai Wisnu naik garuda dan Patung Ken Dedes. Sementara itu, patung dewa yang dihasilkan, antara lain Patung Dewa Syiwa, Patung Dewa Brahma, Patung Dewa Wisnu, Patung Durga, Patung Ganesha, Patung Kuwera, dan Patung Hariti. Dalam agama Budha juga dikenal patung Dhyani Budha dan Patung Bodhisatwa.
c.           Bidang aksara dan seni sastra (Prosa, Tembang, Puisi)
Aksara yang masuk ke Indonesia adalah huruf Pallawa dan huruf pranagari (untuk jenis huruf ini kurang berkembang di masyarakat)
Berdasarkan isinya kesusastraan dibagi tiga kelompok, yakni ;
-          Tutur (pitutur : kitab keagamaan)
-          Kitab Hukum
-          Wiracarita (cerita kepahlawanan)
Karya sastra India yang sangat besar pengaruhnya terhadap sastra Indonesia adalah Kitab Mahabharata dan Kitab Ramayana. Dari kedua karya ini akhirnya di Indonesia muncul karangan yang ceritanya bersumber dari suatu peristiwa dalam kitab tersebut. Hasil sastra yang muncul di Indonesia pengaruh dari Hindu antara lain :
a.        Kitab Arjunawiwaha Karangan Empu Kanwa, menceritakan Arjuna bertapa di Indrakila.
b.        Kitab Smaradhahana Karangan Empu Dharmaja, menceritakan Kamajaya dan Dewi Ratih dari kayangan.
c.         Kitab Bharatayudha Karangan Empu Sedah dan Panuluh, menceritakan peperangan Pandawa dan Kurawa gubahan dari kitab Mahabharata.
d.        Kitab Sumanasantaka Karangan Empu Managuna, menceritakan bidadari Harini yang terkena kutuk, menikah dengan seorang raja, dan melahirkan Dasaratha.
e.        Kitab Gatutkacasraya Karangan Empu Panuluh, menceritakan perkawinan Abimanyu dengan Siti Sundari atas bantuan Gatutkaca.
f.          Kitab Hariwangsa Karangan Empu Panuluh, berisi cerita sama dengan Kresnayana.
g.         Kitab Kresnayana Karangan Empu Triguna, menceritkaan pernikahan Kresna dengan Rukmini.
h.         Kitab Arjuna Wijaya Karangan Empu Tantular, menceritakan Rahwana yang harus tunduk kepada Arjuna Sasrabahu.
Sedang hasil sastra yang mendapat pengaruh dari budaya Budha adalah kitab Sang Hyang Kamahayanikan yang disusun pada zaman pemerintahan Empu Sindok.
d.          Bidang filsafat
Penduduk Indonesia sudah sejak masa prasejarah percaya adanya kehidupan sesudah mati yaitu sebagai roh halus. Kehidupan roh halus memiliki kekuatan, oleh sebab itu roh nenek moyang dipuja orang yang masih hidup. Setelah pengaruh India masuk, hal ini tidak punah. Misal :  fungsi candi sebagai makam raja atau penyimpan abu jenazah raja.
e.          Sistem pemerintahan
Masyarakat Indonesia merupakan kelompok sosial yang telah terorganisasi baik, membentuk suatu kelompok suku, desa yang dipimpin oleh kepala suku. Kepala suku di pilih karena punya kemampuan lebih dibanding yang lain, dan tidak berdasarkan keturunan. Setelah Hindu-Budha masuk maka sistem organisasi sosial tersebut berubah menjadi kerajaan dan konsep pemimpin juga berubah dari kepala suku menjadi raja yang memerintah secara turun temurun.
Konsep pemimpin yang berkembang dalam masyarakat adalah bahwa “raja itu keturunan dewa” bahkan sebagai penjelmaan dewa.
Contoh terlihat pada masa pemerintahan Raja Purnawarman di Tarumanegara. Untuk memperkuat kedudukan dan kekuasaannya, raja membuat Prasasti Ciaruteun. Wujud prasasti itu berupa sepasang tapak kaki di atas sebuah batu kali dengan beberapa keterangan. Sepasang tapak kaki yang dipahatkan milik Raja Purnawarman itu diidentikkan dengan tapak kaki Dewa Wisnu.
Dalam struktur birokrasi  ditiap-tiap kerajaan terdapat perbedaan, hal ini disebabkan adanya pengaruh lingkungan dan tradisi masyarakat
f.            Sistem kepercayaan
Setelah masuk dan berkembanganya agama Hindu Budha maka terjadi pula akulturasi kepercayaan pada masa prasejarah kepercayaan utama masyarakat Indonesia adalah pemujaan roh nenek moyang dengan sarana pemujaan berupa Menhir, Dolmen, dan Punden Berundak.
g.          Sistem kalender
Pada zaman prasejarah masyarakat Indonesia telah mengenal Astronomi yang digunakan untuk kepentingan praktis, misalnya untuk menentukakn letak bintang sehingga tahu arah angin pada waktu berlayar dan kapan mengadakan kegiatan pertanian.
Akulturasi pada sistem kalender terlihat pada penggunaan tahun “saka” dan adanya “Candrasengkala” (Angka, huruf berupa susunan kalimat atau gambaran kata). Misalnya : Sirna Ilang Kertaning Bumi = 1400 tahun saka/1478 M.

1 komentar:

  1. Casino near me - MapyRO
    Get directions, reviews and 여주 출장마사지 information for 김천 출장안마 Casino near me in Reno, NV. Get Directions · Casino near me 의정부 출장마사지 (10 Highway 35) · Casino near me 서울특별 출장안마 (East River 영천 출장안마 Junction, NV).

    BalasHapus